Kajian Keluarga, Meneladani Rumah Tangga Nabi



Alhamdulillah pada Sabtu 16 Desember 2017 yang lalu, telah berlangsung kajian keluarga di musholla Al-Istiqomah SRR kita tercinta, yang ditutup dengan makan nasi kabuli besama.

Berikut rangkuman kajian tersebut, insya Allag untuk dapat kita petik manfaatnya bersama




Nabi Muhammad صلى ا لله عليه وسلم adalah seorang pribadi yang Uswatun hasanah dimana dalam kondisi apapun. Beliau dikenal sebagai
  1. Pemimpin yang berani terhadap musuh
  2. Teman teladan di hadapan sahabat
  3. Suami yang baik di hadapan istri


Masyarakat di zaman jahiliyah sebelumnya tidak memperhitungkan wanita sedikitpun dalam berbagai aspek kehidupan. Hingga Allah menurunkan ayat-ayat khusus wanita, untuk mengembalikan hak2 wanita ke tempat yang lebih mulia. Salah satu contohnya adalah hak warisan. Dimana sebelumnya pada masa zaman jahiliyah wanita tidak mendapatkan warisan sedikitpun
Bentuk lain Islam menempatkan wanita sangat istimewa, adalah dengan turunnya ayat-ayat seputar kewajiban wanita berhijab, untuk melindungi diri dan untuk memuliakan para wanita

Sebagai seorang suami, Nabi Muhammad صلى ا لله عليه وسلم dikenal sangat memuliakan seorang wanita
Di antara akhlak suami yang dianjurkan Nabi Muhammad صلى ا لله عليه وسلم, kepada istri adalah
  • Memberi nasehat
  • Bertutur kata baik, dengan ucapan yang baik



Berbagai kisah berikut menunjukan akhlak baik Nabi Muhammad صلى ا لله عليه وسلم kepada istri, dan istri beliau kepada Nabi Muhammad صلى ا لله عليه وسلم, untuk dapat diteladani kita bersama

Saat nabi bersama aisyah, lalu datang istri Nabi lainnya, Aisyah mengatakan 'dia seorang yahudi'
Nabi mengatakan dengan baik, bantahan lemah lembut 'dia sudah masuk islam, dan islam nya baik'
Hal ini menunjukan bagaimana Nabi Muhammad صلى ا لله عليه وسلم memiliki akhlak yang baik, dalam memberi nasehat dan menjaga harkat istri-istri nya

Saat Nabi sedang berada di rumah Aisyah, datang istri lain membawakan makanan. Makanan tersebut diserahkan Nabi Muhammad صلى ا لله عليه وسلم ke Aisyah, namun Aisyah kesal dan membanting piring makanan tersebut. Di depan para sahabatnya yang saat itu menyaksikan, Nabi Muhammad صلى ا لله عليه وسلم berkata 'Ibumu sedang cemburu'. Nabi tidak menunjukkan rasa marah kepada Aisyah atau sampai mempermalukan istrinya tersebut di hadapan para sahabatnya, atas perbuatan Aisyah tadi.

Ketika Nabi Muhammad صلى ا لله عليه وسلم umrah, namun dilarang masuk ke Mekkah sesuai perjanjian hudaibiyah, Nabi Muhammad صلى ا لله عليه وسلم perintahkan sahabat untuk tetap melakukan tahalul dan qurban. Namun sahabat tidak ada yang mendengarkan, sehingga membuat Nabi Muhammad صلى ا لله عليه وسلم masuk kembali ke tenda Ummu Salamah istri beliau, dengan kesal.
Si istri menyarankan nabi untuk keluar dari tenda, dan tanpa bicara melakukan tahalul dan qurban sendiri dulu, untuk menjadi contoh para sahabatnya. Nabi Muhammad صلى ا لله عليه وسلم mendengarkan dan melakukan nasehat tersebut. Di kisah ini menunjukkan Nabi Muhammad صلى ا لله عليه وسلم sangat mempertimbangkan nasehat dari istri beliau. Dan di sisi lain, hal ini dapat menjadi contoh para istri, untuk dapat mengambil peran memberikan masukan saat suami sedang menghadapi masalah.



Saat Nabi Muhammad صلى ا لله عليه وسلم bertemu malaikat Jibril setelah dari gua hira, Nabi Muhammad صلى ا لله عليه وسلم ketakutan pulang ke rumah, minta diselimuti oleh istrinya Khadijah. Sang istri langsung melakukan apa yang diminta Nabi Muhammad صلى ا لله عليه وسلم tanpa melontarkan pertanyaan-pertanyaan terlebih dahulu. Hal ini juga hendaknya diteladani para istri, untuk dapat memahami kondisi suami, untuk dapat menyikapi ucapan, permintaan, perbuatan suami dengan bijak dan baik.

Saat Aisyah sedang safar bersama nabi beserta rombongan pasukan, kemudian Aisyah menyampaikan berita kepada Nabi bahwa dia kehilangan perhiasannya. Nabi memerintahkan pasukan berhenti untuk mencari perhiasan tersebut bersama, sekaligus memberi waktu kepada rombongan untuk dapat beristirahat. Hal ini dilakukan Nabi Muhammad صلى ا لله عليه وسلم untuk menyenangkan Aisyah.
Dalam kesempatan safar yang lain, Nabi Muhammad صلى ا لله عليه وسلم pernah menyuruh sahabat dan pasukan untuk berjalan lebih dahulu, supaya Nabi Muhammad صلى ا لله عليه وسلم bisa bermain balap lari bersama Aisyah, lagi-lagi untuk menyenangkan hati Aisyah, dan bahkan mengulang hal tersebut di kesempatan lain untuk nostalgia menyenangkan sang istri.